Tuesday, May 5

Flores, NTT. (Part 3)

.....Lanjut yah. Kalau ada yang belum baca postingan sebelumnya bisa klik ini untuk part 1 dan ini untuk part 2. 


Setelah kami masuk ke pesawat, kesan pertama khusunya Gw adalah 'Demi apa ini pesawatnya?'. Kecil banget kakaaaaaak, mungkin kurang dari 50 passengers! Lalu seketika mendapatkan tatapan Dek-Kita-Pasrah-Aja-Ya dari Nyokap. bahahahahaha 

Seatnya itu 2-2, setelah kami duduk, pasang seat belt, dan Awak Kabin menjelaskan prosedur penerbangan, mulai lah jantung ini dimainkan. Karena pesawat kecil, jadi kami seperti dikoyak-koyak didalam pesawat, if you know what i mean, guys. :'). 

Gw duduk disamping roda Pesawat. :')


Selama 45 menit kami berada disekian puluh ribu kaki, tentu saja Gw ngga menyia-nyiakan kesempatan ini. Lupakan goyangnya pesawat, lupakan ketakutan yang menyelimuti hati dan pikiran, mari sejenak nikmati indahnya alam Timur Indonesia dari atas. 



Indah yaaa? :)


Kupang-Larantuka



Ohh yaaa, sempet liat Pelangi hehehe


See? See? See???? This is Indonesia.. 
Jatuh hati dengan alamnya, Sungguh! 


Setelah puas memanjakan mata dengan birunya laut, putihnya pasir, dan hamparan hijau, sampailah kami di Bandara Gewayantana, Larantuka. Puji Tuhan. 

Turun dari Pesawat, Gw segera menghubungi Ayah, karena doi yang janji akan jemput kami di Bandara. Oh ya, saat itu karena akan merayakan Paskah, penjagaan di Bandara Gewayantana sedikit lebih ketat, kami diperiksa dengan sangat detail dan hati-hati.



Horeeeeeeee Selamat Datang Di Kota Reinha Rosari....................... o:)

Say Hi dengan Bandara Gewayantana, Larantuka. Flores Timur


Cek ini itu selesai, ambil tas sudah, kemudian Gw dan Nyokap menengok keluar pintu Bandara. Bandara Gewayantana ini kecil, sangat kecil, jangan bandingkan dengan Bandara Soekarno Hatta ya. 

Celingak-celinguk, lalu pandangan Gw tertuju ke Pria berkumis mengenakan topi sambil melambaikan tangan ke kamera Gw dan Nyokap. Siapa lg kalau bukan Ayah hehe.

Surpriseeee, dijemput dengan Bapa Tenga (Sebutan adik laki-laki Ayah) dan para Sepupu. Bukan pakai Honda Jazz, bukan pakai Mercedez, bukan juga pakai BMW, kami dijemput dengan Angkot yang disewa oleh Pa Tenga, sederhana tapi menyenangkan. :)

Saat itu cuaca sangat terik, tapi semangat Gw jauh lebih panas. Masih seperti mimpi bisa menginjak tanah Nagi (Sebutan untuk orang Larantuka). 

Perjalanan untuk sampai ke Lewoloba desa dimana Ayah dan keluarga lainnya tinggal memakan waktu kurang lebih 30 menit. Tapi kami ngga langsung ke Lewoloba, kami singgah dulu di Pasar Baru untuk membeli ikan. Mendengar kata pasar, pasti ngga jauh dari becek, kumuh dan ramai. Tapi engga untuk pantai di Larantuka ini, pasarnya bersih, dan ada dikaki gunung, menyenangkaaaan! :))

Dipasar, Pa Tenga membeli beberapa ikan kakap untuk dibakar, ikan sebesar lengan orang dewasa saja hanya Rp. 25.000, ikannya segar fresh from the sea. Ikan sudah didapat, kami berjalan lagi lebih dalam kemudian ada yang menarik perhatian Gw, Serikayaaaa..... Ya Tuhaaaan betapa susahnya cari buah ini di Jakarta tapi disini sangat melimpah, aku senang aku senaaang.. 

Tanpa ba-bi-bu Gw minta tolong ke Cici, Sepupu Gw yang tak lain adalah anak dari Adiknya Ayah untuk membeli buah ini, Btw Ayah itu anak Sulung dari 4 bersaudara, jadi Ayah dipanggil oleh keluarga di Lewoloba dengan sebutan Bapa Besa (Bapa Besar). 

Setelah Cici menawar dengan Bahasa Nagi tentunya, dapatlan satu plastik yang isinya kira-kira 12 buah Serikaya atau orang lokal biasa menyebut Ata Kiwang dengan ukuran besar seharga Rp. 10.000 saja sodara-sodari. Hahahaha anak Jakarta kegirangan


Eitsss, tunggu dulu. Ngga cuma Ikan dan Ata Kiwang aja yang murah Buah Alpukat juga ngga kalah murah dan  besar banget buahnya, pokoknya beda sama Buah Alpukat di Jakarta. Satu bungkus buah Alpukat ini dibandrol Rp. 20.000 yang isinya kira-kira 8 buah dengan ukuran jumbo. Wuiiiiiihhhhh...... Baru sampai aja udah banyak banget yang mau dimakan. *banting timbangan* *lupa diet*


Ini Alpukatnya. Di foto ngga keliatan besar, tapi aslinya besar bangettt


Postingan lanjut di Part 4 ya. ekekekekeke..... 





Cheers,
Ceacilia

No comments:

Post a Comment