Di postingan ini gw mau cerita tentang keriuhan ketika
menuju Bromo, dan untuk objek wisata Bromonya sendiri gw post terpisah yaa. :D
Jadi tahun lalu, Oktober 2014 gw, Edgar dan 4 orang teman-teman kampusnya
Edgar (Ai, Shofi, Zarra, dan Safar) melancong ke salah satu Gunung yang udah
hitz dikalangan pecinta alam dan wisatawan di daerah Malang, yuhuuuu... Gunung
Bromo.
Kami pesan tiket udah dari 5 bulan sebelumnya, dengan alasan
‘biar ga sekedar wacana, langsung booking aja’ :D
Tiket udah oke, dan berhubung masih beberapa bulan lagi kami
masih santai-santai aja. Chat di grup juga baru sumbang-sumbang referensi
wisata untuk dikunjungi.
Nah H-7 keberangkatan, kami udah wara-wiri di grup mulai
dari ngomongin itinerary sampe ngomongin kostum buat disana ahahaha kalo ini
sih tentunya cewek-cewek yang remfong.
H-2 keberangkatan (kalo gak salah) kami janjian di kost-an
Ai untuk mematangkan segala persiapan dari A-Z. Semua udah fix, kami tinggal
siapin mental. Ya secara bukan anak gunung, eh sekarang sok-sok an mau naik
gunung sampe pada inisiatif bawa Koyo dan Balsem, kalo-kalo ada yang pegel :D
Lalu di hari H, kami sepakat ketemu di Stasiun Senen jam
11.00 karena jadwal kereta kami jam 14.00. Berbekal tiket kereta ekonomi, dan
ransel yang sebagian besar diisi makanan lalu kereta berangkat.
Perkiraan, kami sampai di stasiun Malang pukul 7.00. Iyak
kurang lebih 17 jam kami diperjalanan, gausah ditanya apa rasanya. Gw sampe
bosen gara-gara kesemutan mulu, Ya secara satu bangku yang gak panjang-panjang
amat untuk bertiga dan duduknya hadap-hadapan, ditambah kakinya pada
panjang-panjang, berhasil lah adu-aduan dengkul dengan ruang gerak yang sungguh
sangat terbatas. Untung semua punya jiwa militer, biar capek dijalan tp pada
nggak ‘reseh’. Hehehe
Sampai di stasiun Malang, kami bersih-bersih badan dulu
(sebenernya cuma cuci muka, sikat gigi aja :p) lalu menunggu Pak Budi yang akan
mengantarkan kami ke kawasan Bromo. Sambil nunggu Pak Budi, kami santai-santai
dulu ditaman yang letaknya berseberangan dengan stasiun Malang.
![]() |
Sampai di Stasiun Malang, muka lelah campur girang |
Sekitar satu jam, Pak Budi datang. Orangnya mungil, udah
agak tua tapi matanya masih awas banget. Pak Budi nawarin kami mau muter-muter
dulu atau langsung ke kawasan Bromo, karena kondisi badan saat itu udah lunglai
kami memilih untuk langsung menuju lokasi.
Perjalanan dari stasiun Malang ke kawasan Bromo ini terletak
di desa Wonokitri, kurang lebih memakan waktu 3 jam dengan jalanan yang
sungguh-amat-ekstrim-luar-biasa dari kota Malang. Sepanjang perjalanan gw tidur
dan meninggalkan teman-teman lainnya yang masih kuat ngobrol, karena selama di
kereta kurang tidur banget rasanya tulang udah mau copot dari engselnya fiuuuh..
Sampai di kawasan Bromo kami langsung ke warung makan
sekitar, dan horeeeeeeee time to Indomieeeeeeeeeee.............. bangun tidur,
cuaca dingin, perut keroncongan sungguh moment makan Indomie yang tak
terlupakan. Huahahaha
Selesai makan kami langsung cari penginapan dan penyewaan
Jeep untuk keliling Gunung Bromo esok harinya, beruntung Pak Budi baik hati
membantu kami cari penginapan yang nyaman. Kami dapat penginapan yang cukup
enak, berupa rumah warga lengkap dengan dapur dan air panas. Ga pake lama kami
langsung lepas sepatu dan...... jingkrak-jingkrakan... aw aw awwww... kenapaaa?
Lantainya dingin banget kakaaaaaaaaaaaaaak buahahahahahahaha
Beneran, ini nggak mengada-ada lantai dan dindingnya dingin
banget, airnya? Gausah ditanyaaaaa! X_X
Kami langsung naik ke kursi dan pake kaos kaki lagi karena
gak kuat sama dinginnya. Ya gimana, biasa kena panas trus sekarang kena dingin
yang menusuk ke hati *eh lebay :D*
Gw sempet mengurungkan niat untuk mandi, tapi karena udah
dari kemarinnya gak mandi yaudahlah yah mau bilang apa.. *emang dasarnya aja males
mandi :p*
Lalu satu persatu dapet giliran mandi, yang mana setiap kita
selesai mandi pasti ‘eh gilaaaak, ini air apaan sik parah amat’ sambil gemeter
:D
Kelar mandi gw langsung pake jaket, kaos kaki, sarung
tangan, dan kupluk lalu meringkuk disofa sambil dorong-dorong Edgar nyuruh dia
buruan mandi soalnya dia kan takut air alias males mandi apa lg airnya dingin
gitu makin lah banyak alasan buat gak mandi. Tapi karena pacarnya yang manis
ini udah menatap dengan tatapan mandi-gak-lo-kalo-enggak-tidur-diluar akhirnya
doi luluh dan masuk kamar mandi sambil nekuk muka buahahaha
Setelah semua selesai mandi, kami jalan-jalan disekitar
penginapan kebetulan penginapan kami letaknya diatas jadi bisa liat kebawah
dengan pemandangan rumah warga dan sawah-sawah.
Kalo jalan-jalan aja tanpa nyari makan rasanya hampa ya apa
lagi cuacanya aduhai gini hahaha yaudah sambil menyelam minum teh botol kami
segera cari makan dan pilihan kami jatuh ke bakso malang yang parah banget
enaknya, dan mumpung baksonya asli malang tentu aja kami nambah 2 mangkok dan
ada yang 3 mangkok juga kan kapan lagi makan bakso malang asli malang :p
Oya, berhubung cuacanya makin menggila dan kabarnya saat itu
mencapai 16°c kami bawa makanannya ke penginapan dan langsung tutup pintu
supaya ga makin dingin. Tapi hebatnya, anak-anak kecil disana kebanyakan
telanjang dada alias gak pake baju sambil main-main diluar. Kita-kita sih
boro-boro, lepas sarung tangan aja langsung kaku tangannya hahaha
Selesai makan, kita ngapain? Ya ngemil duooooooong
hahahahaha, parah deh ngga berenti ngunyah, alesannya ‘cuaca dingin maunya
makan terus’ :D sementara ngemil, kita main UNO, ketawa-ketawa sampe rahang mo
lepas dan seketika lupa sama rutinitas sehari-hari :)
Jam 21.00 mata udah berat, tapi yang lain masih full power
akhirnya gw memutuskan untuk tidur duluan. Ditengah-tengah tidur gw mendengar
suara berisik, ternyata Edgar, Safar, AI, Zarra dan Shofi pesta Indomie di
tengah malam sunyi astagaaaaaaaaaaaa... ngga ada kenyangnya, udah abis makan
bakso malang masih bikin indomie juga.. Gw gak sanggup dan memilih untuk
melanjutkan tidur.
Pelipur lara, 17 Jam di Kereta |
Cheers,
Ceacilia
No comments:
Post a Comment