Berhubung kerjaan dikantor lagi slow dan banyak waktu luang, tentu saja gw ngga akan menyia-nyiakan kesempatan ini hahaha
Jadiiiiiiiiiiii.... mau bahas apa lagi? emmmmmm.... Daku mau membahas tentang kunjungan ke Kapela Gabriel Manek. Siapa yang udah tau siapa Gabriel Manek? Coba angkat bajunya.. eh aduh salah, angkat tangan maksudnya :p
Jelasin dikit tentang Gabriel Manek dulu yah.
Beliau adalah seorang anak yang lahir dari pasangan suami-isteri Yohanes Leki dan Sioe Keo Moy, Ibunya adalah keturunan Tionghoa dengan nama asli Mgr Gabriel Wilhemus Manek, S.V.D. Beliau lahir pada 18 Agustus 1913 di Ailomea – Lahurus – Belu - Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 1927, Beliau memutuskan untuk masuk Seminari di Sikka. Singkat cerita, Mgr Gabriel Wilhemus Manek, S.V.D di angkat sebagai Uskup pada 25 April 1951 oleh Paus Pius XII. Beliau memangku jabatan sebagai Uskup pertama di Larantuka, Flores Timur. Jasanya sungguh besar.
Bertahun-tahun mengabdi sebagai Uskup, kesehatannya mulai menurun di tahun 1968. Beliau meninggalkan Flores untuk bertolak ke Amerika Serikat untuk menjalani serangkai perawatan.
Kesehatannya berangsur pulih, Beliau melayani "Saint Francis Xavier Catholic Japanese Mission" dan juga komunitas kaum Negro di Gereja St. Patrick, Ouckland.
Namun Tuhan berkehendak lain, Mgr. Gabriel Manek meninggal dunia pada tanggal 30 November 1989 dan dimakamkan di Lakewood, Colorado, Amerika Serikat.
Pada bulan April 2007, jenazahnya digali kembali dan dipulangkan ke Indonesia. Hingga kini disemayamkan dalam Kapela Induk di Biara Pusat tarekat PRR di Larantuka. Yang mencengankan adalah, ketika digali kembali, jenazahnya dalam keadaan utuh, sama seperti ketika dimakamkan.
Kira-kira begitu kisah dari Gabriel Manek ini. Nah.. ketika Gw datang ke Larantuka tentunya Kapela Gabriel Manek ini udah harus mesti dikunjungi dong dong dooong...
Seperti biasa, andalan Gw adalah para Sepupu yang berhati mulia mengantarkan Gw ke Kapela ini. Duh emang dasar ngerepotin yaa, udah dianterin trus minta difotoin mulu lagi hahahaha ya namapun banci foto, maapkan ya.. :p
Jarak antara Lewoloba, desa dimana gw menetap selama berada di Larantuka yang tak lain adalah kediaman keluarga dari Ayahanda, dengan Kapela ini nggak jauh mungkin 30 menit tanpa macet pastinya.
Sampai di Kapela, sepiii.. sunyiii.. tenang.. mungkin semut batuk aja kedengeran *baiklah ini lebay*. Kami langsung masuk ke Kapela, lepas sendal dan buat Tanda Salib. Dan woooow, bagus bangeeeet, bersih, serba putih, dan semua tertata rapi.
Kami berlutut di depan Altar kecil, memanjatkan Doa. Gak lupa Gw menyelipkan rasa syukur karena bisa menginjak tanah Larantuka dibait-bait Doa yang Gw haturkan.
Lalu Gw menuju ke Peti Mgr. Gabriel Manek, peti ini ada didalam ruang kaca yang suhunya sudah disesuaikan.
ini Altar kecil nya. |
Di depan Peti Mgr, Gabriel Manek |
Ini Peti, dan Foto ketika Jenazah akan dipindahkan dari Amerika ke Indonesia. Kelihatan kan masih utuh? |
Di depan Kapela Gabriel Manek, abaikan helm-helem itu haha |
Di sisi kiri, ada juga peti dari Suster tapi lupa Nama Suster ini siapa. Mesti cari info dulu Hehe
Ini Peti Jenazah Suster, sama kaya Peti Jenazah Mgr, Gabriel Manek diletakan di dalam ruangan kaca |
Gw merasa ada di Kota penuh berkat. Banyak banget wisata Rohaninya. How lucky i'm... :')
Cheers,
Ceacilia Daniaty
No comments:
Post a Comment